TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA


TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA

Hosianna Ronauli

19310410032

Psikologi Keoribadian II

Dosen Pengampu: Fx.Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A


Albert Bandura dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1925 di Northern Alberta, Canada. Dia mendapatkan gelar sarjana psikologi dari University of British Colombia pada tahun 1949. setelah itu ia meneruskan kuliahnya di University of lowa dan mendapatkan gelah doctor. Social learning theory adalah teori dari albert bandura 1986. Bandura, sebagai seorang behavioristik, percaya bahwa perkembangan kognitif saja tidak cukup menjelaskan perilaku pada anak. la yakin, proses meniru juga berpengaruh terhadap perkembangar mereka. Namun bandura juga merasakan bahwa kemampuan konitif juga mempengaruhi proses belajar. Bandura mengemukakan bahwa seseorang dapat belajar melalui pengamatan yang dilakukan terhadap objek lain kemudian mereka menirukan apa yang mereka alami contohnya eksperimen bobo doll.

Setiap anak menonton sebuah film dimana seseorang (model) sedang menyerang dengan cara memukuli boneka plastik seukuran orang dewasa yang disebut 'Boneka Bobo (Bobo Doll)', Anak pertama, penyerang (model) setelah selesai memukuli boneka, diberi permen, minuman ringan dan dipuji karena telah melakukan tindakan agresif. Anak kedua, penyerang (model) setelah selesai memukuli boneka, diberi hukuman karena telah berprilaku agresif. Anak ketiga, penyerang (model) tidak dihukum ataupun diberi hadiah, artinya tidak ada konsekuensi atas tindakan agresif yang dilakukannya.

Setelah menonton model tersebut, anak- anak dibiarkan sendiri berada di ruangan yang penuh mainan, termasuk boneka bobo, Mereka diamati melalui cermin satu arah. Hasilnya, anak-anak pada kelompok pertama dan ketiga lebih sering meniru perilaku model dibandingkan dengan anak-anak pada kelompok kedua. Kesimpulan dari eksperimen tersebut, anak-anak belajar dari perilaku model melalul observasi, yakni melihat sendiri yang dilakukan model. Apa yang dilihat atau dialami oleh seseorang akan disimpan dalam pikirannya sebagai bentuk kognitif. Kemudian memori tersebut akan menjadi referensi baginya. dan bila la berada dalam situasi yang sama ia akan cenderung mengulanginya

Ada 4 proses perilaku kognitif

1.      Perhatian (Atention) Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat mempelajarinya. Subjek memberi perhatian tertuju kepada hilai, harga diri, sikap, dan lain-lain yang dimiliki

2.      Mengingat (Retention) Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem ingatannya. Ini membolehkan subjek melakukan peristiwa itu kelak bila diperlukan atau diingini

3.      Reproduksi (Reproduction) Setelah mengetahui atau mempelajari sesuatu tingkahlaku. Subjek juga dapat menunjukkan kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkahlaku.

4.      Motivasi (Motivation) Dalam fase ini pengamat akan termotivasi menitu model. Karena mereka merasa dengan berbuat seperti model mereka akan memperoleh kekuatan atau pujian

Jenis-jenis peniruan atau pemodelan

1.      Peniruan langsung Seseorang memodelkan atau mencontohkan sesuatu melalui demonstrasi bagaimana suatu keterampilan itu dilakukan. Contohnya meniru gaya penyanyi yang disukai.

2.      Peniruan Tak Langsung Peniruan adalah melalui imaginasi atau pemerhatian tidak langsung. Contohnya meniru tokoh watak yang dibaca dalam buku.

3.      Peniruan gabungan Peniruan jenis ini adalah dengan cara menggabung tingkah laku yang berlainan yaitu peniruan langsung dan tidak langsung. Contohnya pelajar meniru gaya gurunya melukis dan cara mewarnai dari buku yang dibaca.

Untuk menerapkan proses modeling kebanyakan pengamatan dimotivasi oleh harapan bahwa modeling yang tepat terhadap orang yang ditiru akan menghasilkan penguatan, juga penting diperhatikan bahwa orang juga belajar dengan melihat orang lain dikuatkan atau dihukum karena terlibat dalam perilaku tertentu.

Ada lima kemungkinan hasil dari modeling, yaitu:

1.      Mengarahkan perhatian. Dengan modeling orang lain, kita bukan hanya belajar tentang berbagai tindakan, tetapi juga melihat berbagai objek terlibat dalam tindakan-tindakan tersebut.

2.      Menyempurnakan perilaku yang sudah dipelajari. Modeling menunjukkan perilaku mana yang sudah kita pelajari digunakan.

3.      Memperkuat atau memperlemah hambatan. Modeling perilaku dapat diperkuat atau diperlemah tergantung konsekuensi yang dialami.

4.      Mengajarkan perilaku baru. Jika dalam modeling berperilaku cara baru (melakukan hal-hal baru), maka terjadi efek pemodelan.

5.      Membangkitkan Emosi. Melalui modeling, orang dapat mengembangkan reaksi emosional terhadap situasi yang pernah dialami secara pribadi.

Teori pembelajaran sosial Albert Bandura adalah pembelajaran dengan mengamati dan bertindak. Inti mengamati adalah pemodelan, yang mencakup pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas yang benar, mengkodekan secara tepat kejadian-kejadian ini untuk dipresentasikan di dalam memori, melakukan performa aktual perilaku, dan menjadi cukup termotivasi. Pembelajaran dengan bertindak mengizinkan seseorang untuk mencapai pola-pola baru perilaku kompleks lewat pengalaman langsung dengan memikirkan dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi perilaku tersebut.

Sumber:

Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

https://e-journal.iaknambon.ac.id/index.php/KNS/article/download/67/55

Komentar