TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT

 

TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT

Hosianna Ronauli

19310410032

Psikologi Keoribadian II

Dosen Pengampu: Fx.Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A


Gordon Allport lahir di Montezuma, Indiana 11 November 1897  dan  meninggal di Cambridge, Massachusetts 9 Oktober 1967 pada umur 69 tahun. Allport merupakan seorang psikolog. Ia meraih gelar doktor psikologi dari Harvard University pada tahun 1922. Ia menghabiskan kariernya untuk mengembangkan teori, mengkaji persoalan-persoalan sosial, seperti prasangka, kecurigaan, komunal, serta mengembangkan tes kepribadian. Menurut Allport, salah satu yang paling memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya. Kecenderungan ini disebut Allport dengan pemfungsian oportunistik. Pemfungsian oportunistik bersifat reaktif, berorientasi masa lalu, dan biologis.

Sekalipun demikian, Allport menganggap pemfungsian oportunistik ini tidak terlalu penting dalam memahami perilaku manusia, justru kebanyakan perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang lain, sesuatu yang berfungsi dalam rangka ekspresi diri, yang oleh Allport disebut ''pemfungsian Propriate''. Maksudnya adalah apapun yang dilakukan seseorang dalam hidup biasanya adalah demi menunjukkan siapa dirinya. Pemfungsian diri ini bersifat proaktif, berorientasi masa depan, dan psikologis. Kata propriate berasal dari kata proprium yang berarti konsep diri. Maksud dari Allport dengan memberi tekanan lebih kepada proprium ialah untuk mendefinisikan konsep diri sehati-hati mungkin. Dalam melihat konsep diri tersebut, Allport memakai dua pendekatan yakni fenomenologi dan fungsional. Secara fenomenologis artinya diri sebagaimana yang dialami sehari-hari yakni yang terdiri dari berbagai aspek yang essensial (lawan dari aspek yang insidental dan aksidental), hangat (lawan dari diri yang dingin dan kabur), dan sentral (lawan dari diri sampingan).

Asumsi dan Definisi Kepribadian Allport

Allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis. Allport meyakini bahwa manusia adalah makhluk rasional yang digerakkan kesadaran, yang berdasar pada masa kini, masa depan, dan bukan masa lalu. Allport meyakini bahwa tingkah laku seseorang adalah sesuatu yang terus menerus bergerak, sehingga konsep utama teorinya adalah motivasi yang membuat orang terus bergerak. Allport memandang kepribadian sebagai organisasi dinamik dalam sistem psikofisik individu yang menentukan penyesuaian unik dengan lingkungannya. Empat unsur pokok dalam definisi kepribadian tersebut, yaitu:

1.      Istilah dynamic organization. Istilah ini mengacu kepada: (a) adanya perubahan dan perkembangan kepribadian yang berperan aktif dalam individu menyesuaikan diri dengan lingkungan ; dan (b) dalam diri individu ada pusat organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian, lalu menghubungkan satu dengan yang lainnya.

2.      Istilah psychophysical systems. Istilah ini menunjukkan bahwa kepribadian bukan hanya konstruk hipotetik, namun merupakan fenomena nyata yang mencakup aspek mental dan fisik, kemudian disatukan dalam kesatuan kepribadian.

3.      Istilah determine. Istilah ini menunjukkan bahwa kepribadian bukan sekedar konsep yang menentukan tingkah laku seseorang, tetapi bagian dari individu yang berperan aktif dalam tingkah laku orang tersebut.

4.      Istilah unik atau khas. Istilah ini menunjukkan bahwa tidak ada orang yang benar-benar sama dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.

Struktur dan Dinamika Kepribadian

Jika kita membahas teori kepribadian yang lain, maka kita menemukan adanya pembahasan mengenai struktur dan dinamika kepribadian secara terpisah. Namun hal ini tidak berlaku jika kita membahas teori Allport. Hal ini disebabkan karena menurut Allport, struktur kepribadian dinyatakan dalam sifat (traits), dan dinamika kepribadian didorong juga oleh sifat (traits). Oleh karena itu, struktur dan dinamika kepribadian itu pada dasarnya adalah hal yang sama. Berdasarkan hal ini, banyak yang menyebutkan teori Allport itu sebagai “Trait Psychology”. Dalam teori Allport ini, kedudukan trait dapat disejajarkan dengan kedudukan need pada teori Murray, atau libido pada teori Freud. Sifat (Trait) adalah predisposisi atau kecenderungan untuk merespon secara sama terhadap kelompok stimulus yang mirip. Dapat dikatakan juga, sifat adalah struktur psikofisik yang mampu menjadikan banyak stimulus berfungsi ekuivalen, membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif.

Allport membedakan trait menjadi dua, yaitu:

1.      Trait Umum (Nomothetic Trait). Trait umum adalah sifat bersama yang dimiliki oleh banyak orang, dan digunakan untuk membandingkan orang dari budaya berbeda. Asumsi yang mendasari trait ini adalah persamaan evolusi dan pengaruh sosial. Misalnya, orang Batak memiliki sifat lebih terbuka dibanding suku lain. Atau orang Jawa memiliki sifat lebih sopan dalam berbicara dibanding suku lain.

2.      Trait Individual (Personal Disposition atau Morphological Trait atau Idiographic Trait). Trait individual adalah manifestasi trait umum seseorang, sehingga selalu unik bagi orang itu. Sifat unik ini merupakan gambaran tepat dari struktur kepribadian. Trait individual merupakan subkategori dari trait umum, yang memiliki tingkat generalitas berbeda-beda, ada yang mempengaruhi tingkah laku secara umum, ada yang hanya mempengaruhi tingkah laku tertentu saja.

Allport membedakan penggunaan istilah trait, attitude, habit, type, yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sama. Trait, attitude, habit merupakan predisposisi. Ketiga hal itu merupakan faktor genetik dan belajar, yang mengawali tingkah laku. Type merupakan superordinasi dari ketiga konsep lainnya. Type merupakan kategori nomotetik luas konsepnya. Type merangkum ketiga konsep lainnya, yang dapat ditemui pada diri seseorang. Trait merupakan kecenderungan umum untuk merespon secara sama kelompok stimulus yang mirip. Attitude lebih umum dibanding habit, tetapi kurang umum dibanding trait. Attitude memiliki rentang dari yang sangat khusus sampai yang sangat umum.

Ada dua tingkat Otonomi Fungsional menurut Allport, yaitu : Perseverative Functional Autonomy, yaitu kecenderungan suatu pengalaman mempengaruhi pengalaman berikutnya. Perilaku yang masuk dalam kategori ini adalah perilaku yang berulang dan rutin. Propriate Functional Autonomy, yaitu kecenderungan yang dekat dengan inti kepribadian, seperti minat yang dipelajari, nilai, sentimen, tujuan, motif pokok, disposisi pribadi, gambaran diri, atau gaya hidup. Motivasi yang berhubungan dengan gambaran diri tersebut lah yang disebut motivasi proprium yang fungsional otonom.

Kepribadian yang Sehat dan Matang menurut Allport

Kita menjadi paham bahwa teori kepribadian yang Allport kemukakan itu menggunakan sudut pandang yang positif, yaitu bahwa kepribadian merupakan akumulasi trait yang mengarahkan tingkah laku sesuai dengan prinsip otonomi fungsional. Penekanan Allport bukanlah pada pribadi yang neurotis, tetapi pada pribadi yang normal, sehat dan matang. Ada tujuh kriteria dari pribadi yang matang, yaitu:

1.      Memiliki perluasan perasaan diri, artinya kemampuan untuk berpartisipasi dan menyukai rentang aktivitas yang luas. Namun, aktivitas itu harus merupakan aktivitas yang relevan dan penting bagi diri kita sendiri.

2.      Memiliki hubungan hangat dengan orang lain, artinya kemampuan untuk membina hubungan yang intim dengan keluarga, teman, dan anak.

3.      Memiliki rasa aman secara emosional, artinya kemampuan menerima emosi diri dengan rasa aman, tanpa tertekan. Misalnya, tidak menyembunyikan rasa marah, namun mengendalikannya dengan tepat, tidak menyerah pada kekecewaan, dsb.

4.      Memiliki persepsi realistis, artinya kemampuan memandang dunia secara obyektif atau apa adanya.

5.      Memiliki keterampilan, yang dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, tugas atau masalah. Orang yang sehat secara psikis dapat melakukan pekerjaan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan yang dimiliki.

6.      Memiliki pemahaman diri, artinya kemampuan untuk melihat persamaan dan perbedaan antara gambaran diri ideal dengan kondisi diri yang sesungguhnya, mampu melihat kelebihan dan kelemahan diri sendiri.

7.      Memiliki filsafat hidup yang mempersatukan, artinya kemampuan mengarahkan dirinya ke masa depan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan tersebut tentunya dibarengi dengan nilai-nilai yang melekat kuat dalam pribadi seseorang. Misalnya, menjadi orang yang jujur, dengan prinsip atau nilai kejujuran yang dipegang sejak muda.

 

Sumber:

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press

https://www.academia.edu/39001252/Teori_Psikologi_Kepribadian_Menurut_Allport_www_universitaspsikologi_com

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gordon_Allport

Komentar